TERTUJU PADAMU
Hanifah Nur Azizah
Mentari pagi di Palembang terasa lebih
terik dari biasanya, mungkin karena hatiku sedang membara. ”Tertuju Padamu,”
bisikku lirih, menatap layar ponsel yang menampilkan fotomu. Kamu seorang siswa
SMA kelas 12 di SMA Plus Negeri 17 Palembang, dengan senyum menawan dan mata yang selalu
membuat penasaran. Aku,
seorang siswi semester pertama di Aqu-lu
el-Muqoffa, merasa seperti remaja yang baru
mengenal cinta, tapi… ini
memang sedikit berbeda dari kisah cinta yang pernah aku alami sebelumnya.
Anehnya, kita tidak pernah
benar-benar berkomunikasi. Hanya aku yang mengagumimu dalam kedamaian, mencari tahu
tentangmu melalui akun Instagram pribadimu dan teman-temanmu. Mungkin ini
terdengar seperti obsesi, tapi saat ini aku belum bisa mengendalikan hatiku
sendiri.
Teman-temanku telah menjadi saksi
bisu dari kegilaanku ini. Mereka rata-rata lajang, dan entah kenapa, mereka
justru mendukungku untuk terus maju. “Mengejar seseorang yang kita cintai itu
memang hak kita sendiri, jadi semangat ya… kalo dapat jangan lupa traktis, tapi
kalo gak dapat ikut senyum ya…,” ucap salah satu temanku.
Suatu malam aku dan dua temanku,
Nabil dan Aisha sedang bermain chelens, siapa yang kalah maka telepon
salah satu pengikut di Instagram. Saat di posisiku yang kalah, mereka semua setuju
agar aku menelpon dia, ”Zahfran”, asli deg-degan banget. Aku berharap tidak
diangkat, tapi tak kusangka malah diangkatnya, namun dengan cepat aku langsung memutuskan
sambungan telepon. Aisha dan Nabil merasa aku berbuat tidak adil pada mereka, sehingga pada
chelens kedua aku disuruh untuk mengirim pesan kepada Zahfran, bunyinya : "Semoga
mimpi indah".
Keesokan harinya, aku membuka Instagram dengan sedikit
gugup dan rasa takut yang bercampur dengan sebuah harapan. Tidak ada balasan. Kecewa? Tentu saja. Aku merasa
balon yang ditiup tinggi-tinggi, lalu tiba-tiba meletus.
Aku menceritakan semuanya kepada
temanku saat mereka bertanya, ”Bagaimana hasilnya Zah?”
Setelah aku selesai
bercerita Alsha bilang, ”Ihhh sabar ya… nanti kita main lagi.” Nabil juga tertawa. Dalam hatiku, ”Dasar teman laknat, lihat saja, akan aku balas Alsha sama Khoiri
dan Nabil sama Anka.”
Sampai saat ini aku masih
menantinya walaupun tidak ada kepastian, aku masih gila di sana, aku senang
dengan dia yang pintar dalam segala hal. Teman-temanku hanya menenangkan kepala
saat aku salah tingkah di dekatnya dan galau juga karenanya, Aku suka alur
cintaku yang sekarang. Untuk menemukan jawaban :
Siapa wanita yang selalu dia
maksud dalam storynya.








Tidak ada komentar:
Posting Komentar